Selasa, 27 Maret 2012

Ini Pun Akan Berlalu

Cerita berikut saya ambil dari satu buku yang termasuk favorit saya, Si Cacing dan Kotoran Kesangannya dari Ajahn Brahm.

Asli, cerita yang satu ini benar-benar ngena banget. Pertama saya baca versi Inggrisnya, baru setelah saya baca online dan saya rasa bukunya bagus baru saya beli bukunya yang versi Bahasa Indonesia. Setelah saya baca cerita versi Bahasa Inggrisnya di satu blog, saya langsung tuh tulis di tembok kamar "This Too Will Pass", untuk mengingatkan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua sengsara ataupun suka bakalan berakhir. Jadi mengingatkan diri sendiri kalau duka ya cuma sementara, suka ya juga sementara. Jadi sesuai dengan ajaran dharma untuk melepaskan diri dari segala bentuk kemelekatan. No Attachments No Aversions.


Ini Pun Akan Berlalu



Seorang narapidana baru merasa ketakutan dan tertekan. Tembok-tembok batu di selnya seperti menyerap habis semua kehangatan; jeruji-jeruji besi bagai mencemooh segala belas kasih; suara gelegar baja yang beradu ketika gerbang ditutup, mengunci harapan jauh-jauh. Hatinya terpuruk sedalam hukumannya yang sedemikian lama. Di tembok, di atas kepala tempat tidur lipatnya, dia melihat sebuah kalimat yang tergores di sana: "Ini Pun Akan Berlalu".

Kalimat itu melecut semangatnya, mungkin demikian juga dengan narapidana lain sebelum dia. Tak peduli betapa beratnya, dia akan menatap tulisan itu dan mengingatnya: ini pun akan berlalu. Pada hari dia dibebaskan, dia mengetahui kebenaran dari kata-kata itu. Waktunya telah terpenuhi; penjara pun telah berlalu.

Ketika dia menjalani kembali kehidupan normalnya, dia sering merenungi pesan itu, menulisnya di secarik kertas untuk ditaruh di samping tempat tidurnya, di mobil, dan di tempat kerja. Bahkan saat dia mengalami hal-hal yang buruk, dia tak akan menjadi depresi. Dengan mudah dia akan mengingat "ini pun akan berlalu", dan terus berjuang. Saat-saat yang buruk pun tidak memerlukan waktu lama untuk berlalu. Lalu ketika saat-saat yang menyenangkan tiba, dia menikmatinya, tetapi tanpa terlalu sembrono. Sekali lagi dia akan mengingat, "ini pun akan berlalu", dan terus lanjut bekerja, tanpa menggampangkan hal yang menyenangkan itu. Saat-saat yang indah biasanya juga tak akan bertahan lama-lama.

Bahkan ketika dia menderita kanker, "ini pun akan berlalu" telah memberinya pengharapan. Pengharapan memberinya kekuatan dan sikap positif yang mengalahkan penyakitnya. Suatu hari, dokter spesialis memastikan bahwa "kanker pun telah berlalu".

Pada hari-hari terakhirnya, di atas ranjang kematian, dia membisikkan kepada orang-orang yang dicintainya, "ini pun akan berlalu," dan dengan enteng dia meninggalkan dunia ini. Kata-katanya adalah pemberian cinta terakhir bagi keluarga dan teman-temannya. Mereka belajar darinya bahwa "kesedihan pun akan berlalu".


Versi Bahasa Inggris yang pertama saya baca sebelumnya.


This Too Will Pass


The new prisoner was afraid and very depressed. The stone walls of his cell soaked up any warmth; the hard iron bars sneered at all compassion; the jarring collision of steel, as his cell door closed, locked hope beyond reach. His heart sank as low as his sentence stretched long. On the wall, by the head of his cot, he saw scratched in the stone the following words: "This too will pass."


These words pulled him through, as they must have supported the prisoner before him. No matter how hard it got, he would look at the inscription and remember, “This too will pass.” On the day he was released, he knew the truth of those words. His time was completed; jail too had passed.

As he regained his life, he often thought about that message, writing it on bits of paper to leave by his bedside, in his car, and at work. Even when times were bad, he never got depressed. He simply remembered, “This too will pass,” and struggled on through. The bad times never seemed to last all that long. Then when good times came he enjoyed them, but never too carelessly. Again he remembered, “This too will pass,” and so carried on working at his life, taking nothing for granted. The good times always seemed to last uncommonly long.

Even when he got cancer, “This too will pass” gave him hope. Hope gave him strength and the positive attitude that beat the disease. One day the specialist confirmed that “the cancer too had passed.”
At the end of his days, on his death bed, he whispered to his loved ones, “This too will pass,” and settled easily into death. His words were his last gift of love to his family and friends. They learned from him that “grief too will pass.”
 
Depression is a prison that many of us pass through. “This too will pass” helps us pull through. It also avoids one of the great causes of depression, which is taking the happy times too much for granted.
 
 
Sumber: Ajahn Brahm: Si Cacing Dan Kotoran Kesayangannya
Via: 
http://blog.arinboutique.com/2011/01/ini-pun-akan-berlalu.html
http://orangeevolve.blogspot.com/2011/09/this-too-will-pass.html
 

Teddy Amry Powered by Blogger