Senin, 25 Desember 2017

Mengapa Kebanyakan Orang Jepang Tidak Bisa Berbahasa Inggris



Alasan Orang Jepang Tidak Bisa Bahasa Inggris


1. Penjajahan


Negeri-negeri di Asia yang orang-orangnya mampu berbahasa Inggris dengan baik umumnya berasal dari bangsa yang dulu dikolonisasi Inggris atau Amerika. Contoh: India, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Sedangkan bangsa-bangsa di Asia Timur seperti Jepang, Korea, dan Cina (kecuali Hongkong) tidak mengalami itu.

2. Kekurangberagaman suku bangsa



Negara-negara Asia timur cenderung homogen di mana suku bangsa mayoritas berjumlah lebih dari 90% total populasi (Cina 92%, Korea 96%, dan Jepang 98.5%). Nyaris setiap orang berbahasa yang sama sehingga penduduk Jepang tidak terbiasa mendengar dan menggunakan bahasa lain selain bahasa ibu. Bandingkan dengan Indonesia di mana kebanyakan orang paling sedikit mengerti dua bahasa, bahasa daerah dan Bahasa Indonesia. Selain itu orang Indonesia terbiasa mendengar bahasa daerah lain walau hanya mengerti satu atau dua kata. Karena kehomogenitasan ini membuat orang Jepang tidak terbiasa dengan bahasa lain selain bahasa Jepang.
https://en.wikipedia.org/wiki/Ethnic_groups_of_Japan
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_ethnic_groups_in_China_and_Taiwan
https://en.wikipedia.org/wiki/Demographics_of_South_Korea#Ethnic_groups

3. Tidak ada insentif ekonomi secara personal


Jepang berpenduduk lebih dari 120 juta orang dan merupakan kekuatan ekonomi ke-3 terbesar setelah AS dan Cina. Penduduk Jepang mendapat akses ekonomi dengan baik tanpa kemampuan berbahasa Inggris. Bandingkan dengan penduduk di negara lain yang secara ekonomi tidak semakmur Jepang di mana mereka akan mendapat peluang ekonomi yang lebih baik jika mereka mampu berbahasa Inggris dengan baik seperti mendapat pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi.

4. Ilmu pengetahuan dan informasi didapatkan dengan mudah dalam Bahasa Jepang



Materi akademis seperti buku-buku untuk perguruan tinggi dan beragam sumber pengetahuan lain tersedia dalam Bahasa Jepang dan jika berasal dari Bahasa lain (terutama Inggris) terdapat terjemahannya dalam Bahasa Jepang. Ini karena secara ekonomis dan praktis menguntungkan. Dari segi jumlah penduduk dan minat baca orang Jepang yang tinggi mendukung ketersediaan sumber pengetahuan dari segala bidang untuk diterjemahkan ke Bahasa Jepang. Bandingkan jika penerbit di Indonesia harus menerjemahkan buku ke Bahasa Indonesia namun sedikit peminatnya, akan rugi secara ekonomi. Karena pelajar Jepang dapat belajar dengan lancar tanpa harus bisa berbahasa Inggris, maka tidak ada dorongan untuk mampu berbahasa Inggris.

Referensi: https://www.youtube.com/watch?v=d_jibmOBCGs

Selasa, 21 November 2017

Sugesti DIri Sendiri


Sugesti Diri Sendiri



Siapa dan kapan


Setiap orang setiap hari mensugesti dirinya sendiri dan orang lain yang berinteraksi dengannya baik disadari atau tidak, kebanyakan gak sadar.


Contoh:

a. Seorang cowok berpikir, "Aku selalu sial dalam asmara." Kemungkinan besar orang ini selalu gagal dalam asmara, suka cewek tapi ceweknya gak suka, disukai cewek tapi dianya yg gak suka. Dua-duanya suka tapi gak direstui, direstui tapi ceweknya harus pindah kota. Semuanya oke tapi beda agama, dll. Intinya sial mulu.

b. "Aku kan gak bakat dagang." Kemungkinan besar orang ini cenderung selalu merugi jika berniaga.

c. "Bahasa Inggris kan susah." Siswa ini akan sangat sulit mempelajari Bahasa Inggris.

d. "Dasar anak bodoh, kurang ajar! Beraninya sama orang tua aja, ngejawab aja kalau dibilangin." Anak yang sering diteriakin begitu oleh ortunya cenderung kurang sukses dalam hidupnya, cenderung bermasalah di lingkungan dan sekolah, pembangkang, dsb.

e. "Diet? Gak tahanlah. Ya udahlah memang aku keturunan gendut." Orang yang berpikiran begini sangat sulit untuk menurunkan berat badannya.

Sugesti diperkuat atau dinetralkan


Setiap sugesti dapat berpengaruh bila tidak ada sugesti lain yang arahnya berlawanan.

Dalam contoh b, seseorang memulai usahanya dan mendapati kerugian yang besar. Karena telah rugi maka ia semakin percaya dan berarti memperkuat sugesti sebelumnya bahwa ia tidak becus berdagang.


Dalam contoh c di atas, ada seorang guru yang berSDM mumpuni dan baik memotivasi si anak, "Ini kerjakan yg ini..... tuh bisa. Bahsa Inggris mudah kan?" Si murid dengan senang melihat dirinya berhasil mengerjakan soal Bahsa Inggris dengan benar, timbullah sugesti tandingan dan menetralisir sugesti negatif sebelumnya bahkan mengunggulinya.

Sugesti mempengaruhi perhatian kita


Jika kamu mempercayai orang tertentu bersifat tertentu maka kamu akan cenderung mendapati ia berperilaku sesuai dengan label yang kamu berikan ke dia di pikiranmu.

Contoh:

a. Si A itu jahat. Perhatianmu akan selalu tertuju pada semua kelakuan si A yang tidak baik. Jika si A melakukan kebaikan, pikiranmu akan mengalihkan perhatianmu sehingga kamu tidak akan memperhatikan kebaikannya dan jika melihat kebaikannya, pikiranmu akan menyusus segala skenario bahwa ia bermaksud lain dsari perbuatan baiknya.

b. Kamu percaya bahwa kamu pecundang. Hal ini akan membuatmu selalu mengingat kegagalanmu dengan terperinci tanpa memperhatikan keberhasilanmu.

c. Kamu menyukai orang tertentu. Setiap kelakuan baiknya akan langsung kamu ketahui dan bila ia melakukan sesuatu keburukan maka itu cenderung tak terperhatikan olehmu.

Dengan menyadari bagaimana kita mensugesti diri kita dan orang lain yang berinteraksi dengan kita membuat kita lebih memahami betapa pentingnya untuk dapat berperasaan positif dan menjaga pikiran kita supaya tidak cenderung berpikir negatif.

Dengan mengetahui bahwa sugesti mempengaruhi perhatian kita membuat kita memahami mengapa ada begitu banyak orang yg tidak berpikiran terbuka dan selalu berkilah jika kita menyodorkan fakta kepada mereka.
 

Teddy Amry Powered by Blogger