Kamis, 24 November 2016

Musik Indonesia Kini


Artikel ini ditulis pada bulan November 2016.

Perkembangan musik Indonesia kini menunjukkan kebangkitan mutu yang berarti dibanding 10 tahun sebelumnya.

Dari apa yang saya perhatikan, musik Indonesia kembali dipenuhi musisi dan penyanyi bermutu semenjak 2014. Sebenarnya Indonesia memiliki banyak musisi dan penyanyi yang sangat baik mutunya dan di saat yang sama dapat diterima masyarakat secara komersial.
Di era 90an hingga awal 2000an, ada begitu banyak musisi dan penyanyi Indonesia yang menghasilkan karya yang baik secara mutu dan menguntungkan secara pasar. Keadaan ini tidak hanya didominasi pasar dalam negeri namun juga mendapat tempat di luar negeri khususnya negara tetangga. Bahkan ada beberapa lagu Indonesia yang dialih bahasakan di Taiwan dan India.
Namun sekitar tahun 2003/2004 muncul banyak kelompok musik yang menurut saya menghasilkan karya yang bermutu rendah. Namun herannya sangat mendapat tempat di masyarakat saat itu.  Tentu ada banyak juga kalangan yang tidak dapat mengapresiasi mutu musik mereka. Namun secara dominan di banyak stasiun televisi dan acara seperti konser, para kelompok musik atau band tersebut sangat diinginkan.

Terpengaruh oleh Musik Korea yang juga terpengaruh musik Hip Hop Amerika, muncul banyak kelompok vokal atau boyband dan girlband dimulai oleh SMASH di tahun 2010. Perlahan para band yang sebelumnya mendominasi harus berbagi lahan. Namun berbeda dengan korea di mana para boyband dan girlband dipersiapkan secara super serius, boyband dan girlband di Indonesia kebanyakan mengandalkan hanya satu lagu yang dibawakan oleh anggota boyband dan girlband yang hanya menempatkan profesi mereka hanya sampingan dari kuliah ataupun sementara. Di Korea di mana para boyband dan girlband masih berjaya dengan banyak karya mereka, di Indonesia para boyband dan girlband hanya mampu bertahan hingga 2013.

Sejak kemunculan penyanyi seperti Raisa, Tulus, Rizky Febian dan Isyana, musik Indonesia seperti mendapat masanya kembali. Setidaknya menurut pengamatan saya. Lagu-lagu mereka lebih ringan untuk didengar, memuat syair dengan kata dan ungkapan yang lebih estetik namun juga mudah dimengerti. Ini yang saya suka. Musik adalah seni dan seni sepantasnya tidak frontal. Seni memerlukan penghayatan untuk dimengerti dan apresiasi untuk dinikmati.

Ketika melihat peringkat penjualan single dan album di penjualan online (dalam hal ini iTunes), sejak 2 tahun belakan ini menunjukkan bahwa mutu musik Indonesia telah kembali. Musik Indonesia dapat diapresiasi kembali secara mutu. Terima kasih untuk para musisi dan penyanyi Indonesia saat ini yang mampu berkarya dengan nilai seni dan diterima secara pasar.
 

Teddy Amry Powered by Blogger